Cari Tahu Penyebab dan Gejala Separation Anxiety Disorder yang Buat Anak Tidak Mau Jauh dari Orang Tua

Cari Tahu Penyebab dan Gejala Separation Anxiety Disorder yang Buat Anak Tidak Mau Jauh dari Orang Tua

Penyebab dan Gejala Separation Anxiety Disorder-(Pixabay/oscarwcastillo)-

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Separation anxiety disorder (SAD) adalah gangguan kecemasan pada anak-anak yang merasa sangat sedih ketika berpisah atau ditinggal orang tuanya, meskipun hanya sebentar. Kondisi ini terutama terjadi saat anak masih bayi atau di bawah usia lima tahun.

 

Dalam kondisi normal, sebagian besar anak biasanya sudah terbiasa berpisah dengan orang tuanya serta dapat menyesuaikan diri seiring berjalannya waktu. Biasanya, hal ini terjadi ketika memasuki usia tiga tahun.

 

Namun, dalam kondisi separation anxiety disorder, anak cenderung masih menangis hingga meraung-raung setiap kali harus berpisah dengan orang tua.

Anak tidak hanya menangis, tapi juga merasa sedih, takut, gelisah, dan cemas berlebihan. Dalam kondisi terburuk, bahkan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk di sekolah. Potensi lain dari separation anxiety disorder adalah munculnya panic attack atau serangan panik.

Yuk kenali penyebab dan gejala separation anxiety disorder Moms!

Penyebab Separation Anxiety Disorder dan Penanganannya

Separation anxiety disorder bukanlah kondisi yang terjadi secara tiba-tiba. Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kondisi ini pada anak. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebabnya:

1. Perubahan di Lingkungan Sekitar

Saat Moms dan keluarga pindah ke rumah baru atau memindahkan anak ke sekolah lain, hal ini bisa memicu munculnya separation anxiety disorder. Anak mungkin merasa tidak nyaman dan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru. Anak di bawah usia 10 tahun sering kali kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru, yang dapat menyebabkan stres.

2. Stres Akibat Kondisi Tertentu

Separation anxiety disorder juga bisa terjadi ketika anak mengalami stres karena kondisi tertentu, seperti perceraian orang tua, kehilangan anggota keluarga, atau peristiwa traumatis lainnya.

3. Orang Tua Terlalu Protektif

Meskipun setiap orang tua ingin mengawasi dan melindungi anaknya sepanjang waktu, sikap yang terlalu protektif justru dapat mempengaruhi psikologis anak. Anak dapat menjadi mudah cemas dan merasa takut berlebihan saat harus berpisah dengan orang tua.

Separation anxiety disorder dapat diatasi, oleh karena itu segera periksakan anak jika mengalami gejala separation anxiety disorder agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Untuk mendiagnosis apakah anak mengalami separation anxiety disorder, dibutuhkan tenaga medis profesional.

Penanganan tersebut mencakup evaluasi terhadap riwayat medis serta serangkaian tes seperti tes darah, tes fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa gejala tersebut bukan karena pengaruh obat atau kondisi medis lainnya.

Gejala Separation Anxiety Disorder yang Sering Muncul

 

Moms mungkin akan menganggap biasa saja ketika melihat anak menangis saat harus berpisah atau ditinggal. Namun, kondisi tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja, terutama jika sudah muncul gejala yang serius.

Beberapa gejala separation anxiety disorder yang harus diwaspadai adalah:

- Menangis hingga meraung-raung meskipun hanya berpisah sebentar dengan orang tua

- Merasa ketakutan dan khawatir berlebihan ketika salah satu atau kedua orang tua sedang pergi ke luar rumah

- Mengalami tantrum dan marah setiap kali akan ditinggal orang tua, misalnya untuk bekerja

- Tidak mau ditinggal sendiri saat sekolah dan harus ditemani terus oleh orang tua

- Selalu berusaha mengirim pesan atau menelepon ketika orang tua pergi

- Tidur tidak nyenyak dan sering mengalami mimpi buruk terkait terjadinya hal buruk kepada keluarga

- Muncul gejala fisik seperti pusing, sakit kepala, hingga sakit perut

- Enggan bermain dengan teman-temannya karena mau selalu di rumah bersama orang tua

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar orang tua pasti pernah kewalahan menghadapi anak yang sedang tantrum. Bahkan setelah melakukan berbagai cara agar anak tenang dan merasa nyaman, tapi tetap tidak berhenti merengek.

Kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan dan dianggap sepele. Bisa jadi anak Moms memang mengalami separation anxiety disorder yang membutuhkan penanganan secara medis agar tidak bertambah parah.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: